Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2012

BIKUN dan BIPOL

Assalamualaikum wr,wb.. Ada yang tahu dengan istilah ini? Atau udah ada yang pernah denger dengan 2 istilah ini ??…. Yakin deh buat kalian yang kuliah di universitas 'kuning' di daerah Depok pasti sangat akrab dengan panggilan yang sangat 'bersahabat' itu. Yah.. Bersahabat. Bener-bener bersahabat bagi yang tidak punya kendaraan pribadi untuk masuk ke kawasan kampus, karena tahu lah kampus itu luasnya sama kaya… kaya apa ya?.. Yah pokoknya pol banget kalo kalian mau ngelilingin tuh kampus pake kaki.. Yang mau saya share disini bukan soal betapa luasnya(bisa ngomong ini betapa luas, karena gak mau bayangin jalan kaki ngelilinginnya. Ogah amaaat) kampus sana. Tapi masalah yang saya sering hadapi di bidang transportasinya. Kawasan kampus itu harus (gak harus juga sih, untuk efek lebay aja) dilalui dengan kendaraan supaya bisa cepat sampai ke fakultas tepat waktu. Memang sudah disediain fasilitas berupa halte pemberhentian di setiap fakultas

I'll Be There Scene 5

Minggu bukan menjadi hari yang menyenangkan untuk Yuu. Tapi ia tetap bersyukur paling tidak, ia tidak perlu terlibat percekcokan (yang biasanya dimulai dari adiknya) dengan Mii. Seperti biasa Mii selalu punya kegiatan sendiri di luar rumah. Yang Yuu lakukan saat hari seperti ini adalah menyendiri di kamar.  Terkadang ayahnya tiba-tiba masuk untuk menanyakan kondisi Yuu. Sudah makan atau belum, atau punya kegiatan diluar tidak, atau kenapa kau tidak ikutan saja kegiatan yang Mii lakukan bersama temannya. Yuu mengerti maksud ayah yang khawatir dengan status Yuu di hubungan sosialnya. Ayah takut Yuu akan menjadi katak dalam tempurung karena hobinya yang suka dirumah. "Nao-kun pacaran dengan Mii ya?" untuk ke-lima kalinya ayah masuk ke kamar Yuu, dan saat itu Yuu hanya sedang duduk melihat ke jendela. Yuu menengok dan tersenyum, "mungkin iya, tapi mungkin juga tidak" "kenapa jawabanmu begitu, ah ayah pikir yang Nao suka itu..ah..kenapa anak muda mem

I'll be There Scene 4

"Harada tadi adik kelas yang manis itu lagi-lagi mencari mu.. " beberapa teman Yuu menghampirinya. "iya, aku sudah bertemu dengannya. Terima kasih" "hanya begitu saja bilang terima kasih, kamu masih kaku saja dengan kita." salah satu dari temannya  mencoba lebih dekat. Ia menarik kursi kedekat Yuu. "ngomong-ngomong dia selalu minta diajari pelajaran apa saja denganmu?" temannya duduk didekat Yuu seperti polisi yang sedang menginterogasi tersangka. "ah dia selalu bilang begitu, ya?" Yuu sedikit tersenyum karena tidak menyangka Nao selalu berbohong dengan memberi alasan palsu untuk mencari Yuu. "loh, memangnya bukan belajar ya? Jadi apa? Tidak mungkin berkencan kan?" teman-temannya semakin tertarik dengan Yuu. Yuu yang sedari tadi duduk didekati para teman-teman sekelasnya tidak mampu menahan tawa.. "aku mengajari nya banyak hal, kalian penasaran bagaimana caraku menarik hatinya?" Yuu memasang wajah s

I'll be There Scene 3

Berjalan perlahan menyusuri tangga samping koridor. Siang itu saat jam istirahat tiba Nao melakukan hal yang sering ia lakukan sendirian. Melewati banyak pasang mata yang mengamatinya, mulai dari pandangan kagum hingga pandangan nyaris tak berkedip. Seperti Mii, Nao terkenal karena ketampanannya dan prestasinya disekolah. Banyak siswi yang ingin mengajaknya kencan, dari yang diam - diam sampai berani mengajak di depan banyak orang. Hampir seluruhnya ditolak dengan manis oleh Nao. Isu yang beredar tentang hubungan dekat Nao dan Mii sebenarnya tidak cukup mengganggu Nao, terlebih lagi Nao pembawannya tetap tenang selama 'hal' itu tidak menyulitkan hidupnya. Untuk Mii sendiri sudah dapat ditebak dia akan merasa terbantu dengan isu tersebut. Kali ini seperti yang sudah sering ia lakukan setiap siang adalah berjalan melewati koridor untuk angkatan kelas 3. selain jarak nya dekat dengan tangga, Nao bisa punya alasan karena ruang perpustakaan masih disekitar sana. Nao terbiasa

I'll be There Scene 2

"Mii menyukai Nao.." Mii berdiri disamping meja belajar Yuu, mengatakan hal yang sudah lama ingin ia utarakan. "terus?" seperti tidak ada ketertarikan sekali Yuu menanyakan pertanyaan tidak berujung. "Mii kira kakak tidak terlalu bodoh untuk soal ini. Mii ingin memastikan agar kakak tidak menghalangi Mii" Yuu mencoba untuk tetap dingin menanggapinya. Ia menutup laptopnya, "kau pikir aku akan tersulut emosi?".. "jangan bodoh Mii sayang.." Yuu tersenyum sinis dihadapan Mii. "bagus lah, sikap seperti ini yang Mii harapkan." sekejap Mii keluar dari kamar mereka sambil menenteng buku catatan. "aku tidak pernah berniat untuk menghalangi jalanmu, memang kita dilahirkan untuk berada di posisi masing-masing sesuai harapan ayah." Yuu mengatakan hal itu setelah memastikan tidak ada lagi sosok Mii di dekatnya. _______________________________________________________________________ Kembali ke ingatan milik

I'll be There Scene 1

Lanjutan komik… "Dia masih begitu.." senyum getir terlukis di wajahnya. Hanya bisa itu yang ia perbuat di sore sendu ini. Nao kembali pulang dengan memaksakan wajah senang seperti biasa. Memutuskan untuk melupakan kejadian tadi, sosok kakak perempuan baik hati yang sangat dia sayang sudah tidak terlihat lagi. Sosok baik hati itu hanya ada didalam pikiran Nao, tertanam dan bertahan dari hari ke hari. Yuu, berjalan ke arah rumahnya. Rumah yang bagi dia semakin hari semakin memuakkan, sedari kecil ia merasa mendapat kasih sayang palsu dari keluarganya. Luka kecil di pergelangan tangannya yang ia peroleh sama sekali tidak ia dapat ia rasakan, mungkin sensor nyerinya tidak berfungsi lagi semenjak kematian Kak Yuto, cinta kecilnya. "kau seperti habis berkelahi saja, kak.. Aku yang selalu kau anggap jahat dan bodoh saja tidak pernah sampai membuat kekacauan,kenapa kau yang anak rajin berantakan begini??" suara manis tetapi bernada pedas keluar dari mulut adik pe