Algernon ni Hanataba wo - Drama Review

Shiratori Sakuto
kemarinan, sebelum libur lebaran gue sempetin nonton salah satu dorama baru nya Yamapi. cukup membuat gue ketagihan tapi sayangnya subtitle Indonesianya lama updatenya. entah yaa. yang punya pikiran kalau drama ini menarik mungkin hanya segelintir orang. padahal ini nendang banget emosinya (hiks)

sampai hari ini, setiap gue update ke Subscene - Subtitles for Algernon Ni Hanataba Wo (Flowers for Algernon / アルジャーノンに花束を), pasti masih di episode 6 Sekarang 8. kan sebel yah, raw videonya udah nongkrong lama di blog langganan gue. cih!

yaudah deh, sembari nunggu gue mau kasih liat salah satu scene yang bikin gue nyesek. ah... Yamapi ku...







Singkatnya, Sakuto (Yamapi) tadinya adalah seorang laki-laki keterbelakangan mental. kemudian dia menjadi objek penelitian di Jepang untuk menguji obat baru. dalam waktu 2 mingguan dia sedikit demi sedikit berubah menjadi pintar.

tapi tahu kaaan, pintarnya yang hasil buatan ini kecepatannya gak meaning banget. dua minggu jadi normal gituu??. naaah selagi kemampuan berpikirnya jadi lebih cepat, tapi perkembangan emosi nya gak. walaupun tubuh dan pikirannya sesuai dengan umur tapi emosinya gak karuan kaya bocah.

terlebih lagi, dia langsung dilanda jatuh cinta... dan.. sekaligus patah hati.
makanya cewe diatas yang (kebetulan) jatuh cinta pada Sakuto harus kena imbas kata-kata nyelekitnya. ck..




masih ngeles juga nih cewek. kalo boleh spoiler,, cewe ini juga sebenernya gak mengerti apa itu cinta. dia hanya butuh. karena suatu hal dia butuh secepatnya. so.. bukan salah Sakuto juga untuk berbicara sedemikian..





bener juga sih. sedikit belajar dari kalimat Sakuto. kebetulan doi lagi patah hati dan jadi gak bisa percaya pada siapapun. jadi gini... Sakuto sebelum menjadi pintar, dia benar-benar seperti anak kecil yang butuh bantuan siapapun. tanpa harus mengerti apakah dia benar-benar disayangi atau hanya dimanfaatkan. semuanya terasa sama. 

sekarang setelah pintar, dan mengerti rasa jatuh cinta kebetulan perempuan incarannya gak bisa memberikan perasaan yang sama. patah hati deh.. dan Sakuto berubah drastis menjadi skeptis. begitu yaahh.. sayang sepertinya kecerdasan emosi Sakuto tidak dilatih sama peneliti Jepang jadi begitu. humm...



kaaannn... Sakuto kamu cuma sakit aja sehabis patah hati. makanya kamu jadi skeptis (T.T)

Bonus...

jleb loh ini. pas lagi ada kalimat ini yang gue lakuin lagi bermalas-malasan di kamar. padahal saat itu pasti banyak orang yang mengelap peluhnya karena bekerja. aelaaaah gue berasa disentil :")

sabaaarr Sakuto kita bakal sembuh kok. kalau mau dibalikin jadi dodol lagi juga gapapa, gue tetep seneng jika endingnya begitu :")

oke. sumimasen~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Movie-Review From Up on Poppy Hill

Drama Review : Boku no Ita Jikan

Best Scene on Akagami no Shirayuki (Zen-Shira only)